Apa itu Laravel? Pengertian, Fitur, Fungsi, & Arsitekturnya!
Laravel pasti sangat terkenal dikalangan developer, bagaimana tidak?
Laravel termasuk dalam Top 15 Framework yang sering digunakan oleh website developer. Posisinya tepat berada di bawah Django sebagai framework Python, serta Angular.js dari Javascript. Untuk kalian pemula IT yang ingin belajar Laravel, kalian sudah benar berada di artikel ini. Mimin akan mengupas tuntas Laravel, mulai dari pegertian, fitur, fungsi hingga arsitekturnya.
Sebelum kita membahas lebih dalam mengenai Laravel, mari kita telisik situasi Laravel pada zaman dahulu. Pembangunan Laravel dilatar belakangi oleh ketidakpuasan Taylor Otwell terhadap framework PHP yang ada. Pada saat itu sudah ada framework Code Igniter, namun masih terdapat beberapa kekurangan fitur fungsional penting yang tidak support, seperti kotak autentikasi dan routing.
Oleh karenanya, Laravel versi beta 1 dirilis pada tanggal 9 Juni 2011 untuk mengisi fungsi Code Igniter yang hilang. Taylor mengembangkan fitur laravel hingga menjadi framework yang berbasis MVC (Model View Controller) yang memisahkan logika dengan penyajian. Yang artinya memisahkan komponen-komponen untuk melakukan tugasnya masing-masing seperti, Model bertugas untuk menangani pengolahan data, View bertugas untuk menangani tampilan interface ke pengguna dan Controller bertugas menghubungkan Model dan View. Bahkan Taylor terus mengembangkan Laravel di setiap bulannya hingga terdapat jadwal rilis secara teratur setiap 6 bulan untuk update (patch dan perbaikan bug).
Apa itu Laravel?
Sedari dulu memang telah ada framework namun semakin tahun jumlah framework semakin bertambah. Fitur – fitur framework pun semakin relate dengan apa yang dibutuhkan oleh developer. Salah satunya Laravel yang merupakan framework PHP hasil pengembangan dari framework Code Igniter. Dengan adanya framework tentu sangat memudahkan para developer untuk menyederhanakan proses sehingga dapat menghemat waktu dan dapat menghasilkan performa yang maksimal. Penggunaan struktur MVC pada Laravel membuatnya mudah dipelajari dan mampu mempercepat proses pembuatan. Hal inilah yang membuat Laravel menjadi salah satu framework terfavorit dan terpopuler serta paling banyak mendapatkan bintang di Github pada tahun 2015 lalu.
Hingga saat ini, Laravel masih menjadi primadona dikalangan developer karena kemampuannya yang bisa digunakan untuk membangun apapun, mulai dari proyek kecil hingga proyek besar.
Fitur-Fitur pada Laravel
Setelah mengerti mengenai Laravel secara arti, mari kita menyelami lebih dalam untuk belajar mengenai fitur-fitur yang ada pada Laravel. Laravel memang dikenal sebagai framework yang mampu menghasilkan website yang lebih elegan, ekspresif dan atraktif. Lalu apa aja sih fitur unggulnya?
– Eloquent ORM
Laravel menyediakan dukungan pada objek database, seperti menyediakan hampir semua mesin database dan mendukung berbagai sistem database, seperti MySQL dan SQLite. Dengan ORM tentu developer bisa dengan mudah mengolah web dengan database.
– Blade Template Engine
Template engine Laravel yang memungkinkan para developer untuk membuat desain layout yang mengagumkan adalah Blade. Blade juga mendukung layout yang telah dibuat digunakan pada tampilan lain sehingga membuat desain menjadi rapi dan terstruktur.
– Routing
Routing digunakan untuk memetakan rute semua request sehingga tercipta aplikasi yang tenang tanpa kerumitan.
– Modularity
Modularity digunakan untuk meningkatkan hingga menyempurnakan fungsionalitas website yang telah dibangun dengan bantuan modul dan library yang terkait dengan composer.
– Testing and Debugging
Adanya PHPUnit dan file phpunit.xml membuat Laravel menjadi salah satu framework yang memiliki proses pengecekan yang cukup lengkap. Ditambah lagi dengan adanya metode pembantu memungkinkan Anda untuk mengui website secara ekspresif.
– Query Builder and ORM
Dengan adanya fitur database query builder memungkinkan Anda untuk menjalanakn berbagai operasi database di dalam website dan mendukung berbagai sistem database.
– Authentication
Adanya fitur ini memungkinkan Laravel untuk mengimplementasikan otentikasi menjadi sangat sederhana. File konfigurasi dapat ditemukan di “config/auth.phpâ€.
– Dependency Management
Adanya fitur ini memungkinkan untuk objek baru yang dihasilkan dari pembalikkan controller.
– Caching
Pada Laravel didukung oleh fitur caching yang menyimpan tampilan ke penyimpanan sementara sehingga dapat menguangi waktu loading dalam mengakses website.
– Configuration Management Features
Kemudahan untuk mengubah konfigurasi karena semua file tersimpan pada direktori config.
Fungsi Laravel
Seperti yang telah disinggung di atas bahwasanya Laravel dapat digunakan untuk membangun apapun, baik proyek kecil maupun proyek besar. Lalu kapan sih kita harus mengguakan Laravel?
Berikut beberapa keadaan yang membutuhkan peran Laravel dalam membuat website:
- Kode terlalu kompleks hingga puluhan ribu baris.
- Lelah menulis kode dari awal hingga akhir tanpa framework.
- Dokumentasi pemrograman yang sudah tidak mendukung sehingga stuck pada error.
- Menginginkan webste yang elegan, ekspresif, rapi dan terstruktur.
- Keinginan untuk mengetahui bug dengan cepat karena kode yang terstruktur.
- Keinginan untuk memiliki website yang aman karena Laravel mampu mengantisipasi celah keamanan yang mungkin timbul.
Arsitektur Laravel
Seperti yang sudah kita bicarakan di atas, Laravel menerapkan arsitektur MVC (Model-View-Controller) yang mana memisahkan antara tampilan (HTML, CSS, JavaScript) dan logika pemrograman (PHP, MySQL). Selanjutnya mari kita bedah apa itu MVC. Telah disinggung pada intro di atas bahwasanya MVC adalah arsitektur rancangan kode program yang dibuat terpisah-pisah.
Model merupakan program yang berkaitan dengan database.
View merupakan kode program yang berkaitan dengan interface pengguna atau tampilan yang akan dilihat oleh pengguna.
Controller merupakan alur logika program yang menghubungkan antara View dan Model.
Dengan pemisahan ini tentu sangat memudahkan bagi developer untuk bekerja secara team karena bisa membagi tugas dengan developer lain. Selain program mudah dikelola, penerapan MVC tidak bergantung satu sama lain sehingga jika terjadi modifikasi maka cukup edit pada bagian yang diperlukan saja, tidak harus melulu merombak ulang kode. Alur MVC dapat digambarkan seperti ini.
Kesimpulan
Setelah mengetahui apa itu Laravel, fitur, fungsi dan arsitekturnya, bagaimana Sobat, apakah tertarik untuk menggunakan framework Laravel?
Saat ini telah banyak bootcamp atau pelatihan yang tersedia versi gratis hingga berbayar. Sobat bisa mulai belajar dari pelatihan yang gratis dahulu. Untuk pengimplementasiannya, Sobat bisa gunakan Lite Hosting dari Cloudku dengan harga yang paling terjangkau yaitu hanya Rp. 8ribuan saja.
Lite Hosting tak hanya support Laravel saja, melainkan juga support Node.js, Ruby, Git, PHP Composer, SEO Toolkit, SpeedKit dan masih banyak fitur lainnya.
Leave a Reply